Asma adalah suatu penyakit kronis saluran napas yang membuat penderitanya sulit bernapas. Penyakit asma mengganggu saluran napas yang menyebabkan otot saluran napas berkontraksi, menyempit dan menjadi meradang atau memproduksi lendir.
Gejala Asma
Seberapa sering tanda dan gejala asma terjadi tergantung pada seberapa parah, atau intensnya asma, dan apakah Anda terpapar alergen. Beberapa orang memiliki gejala setiap hari, sementara yang lain memiliki gejala hanya beberapa hari dalam setahun.
Bagi sebagian orang, penyakit asma dapat menyebabkan ketidaknyamanan tetapi tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Namun, jika Anda menderita asma yang lebih parah, hal tersebut bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
Ketika asma terkontrol dengan baik, mungkin tidak menimbulkan gejala. Ketika gejala memburuk, hal itu disebut serangan asma, eksaserbasi, atau kambuh. Seiring waktu, penyakit asma yang tidak terkontrol dapat merusak paru-paru.
Berikut adalah ciri ciri asma, antara lain:
- Sesak dada.
- Batuk, terutama pada malam hari atau dini hari.
- Napas pendek.
- Mengi, kondisi yang menyebabkan suara siulan saat menghembuskan napas.
Serangan asma adalah episode yang terjadi ketika gejalanya memburuk. Serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba dan dapat mengancam jiwa. Orang yang menderita asma parah mengalami serangan asma lebih sering.
Baca juga: Tangan Kesemutan Bisa Jadi Tandanya Ini
Pola dalam gejala asma penting dan dapat membantu dokter membuat diagnosis. Perhatikan kapan gejala terjadi:
- Di malam hari atau dini hari.
- Selama atau setelah olahraga.
- Selama musim-musim tertentu.
- Setelah tertawa atau menangis.
- Saat terkena pemicu asma biasa.
Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter? Serangan asma berat bisa mengancam jiwa. Oleh karena itu, tanda-tanda penyakit asma darurat meliputi:
- Memburuknya napas dengan cepat atau mengi.
- Tidak ada perbaikan bahkan setelah menggunakan inhaler seperti albuterol.
- Napas pendek ketika melakukan aktivitas fisik minimal.
Pengobatan Asma
Beratnya serangan asma dapat meningkat dengan cepat, sehingga sangat penting untuk mengobati sesegera mungkin. Obat untuk serangan asma adalah inhaler yang bersifat bronkodilator atau melebarkan otot jalan napas.
Pengobatan asma secara dini dan agresif adalah kunci untuk menghilangkan gejala. Berikut adalah cara mengobati asma yang bisa dilakukan, di antaranya:
1. Obat Asma
Obat asma dapat bekerja dengan cepat untuk menghentikan batuk dan mengi dengan cara mengencerkan lendir saluran napas dan membuka otot jalan napas. Konsultasi dengan dokter mengenai dosis dan pemakaian obat. Biasanya, obat asma yang diminum ini adalah sebagai “pengontrol gejala” dan tidak digunakan ketika gangguan terjadi.
2. Inhaler Asma
Inhaler dapat digunakan sendiri di rumah. Penekanan tombol inhaler sebaiknya dilakukan ketika serangan asma dan usai membuang napas. Ketika disemprotkan saat membuang napas, momen selanjutnya adalah ketika penderita menghirup napas sehingga obat justru akan masuk. Jika disemprotkan ketika menarik napas, penekanan tombol bisa saja terlambat dan justru obat malah terbuang.
3. Nebulizer untuk Asma
Cara mengobati asma berikutnya adalah menggunakan nebulizer. Nebulizer merupakan suatu alat untuk memberikan obat uap ketika seseorang mengalami serangan asma. Alat ini dapat mengubah cairan.
4. Mengendalikan Pemicu Asma
Apa yang membuat gejala asma timbul? Belajar lebih banyak tentang pemicu asma dapat membantu penderita mengurangi kesempatan mengalami serangan asma. Setiap orang memiliki pemicu yang berbeda, dapat berupa debu, udara dingin, asap rokok, kelelahan, pikiran yang tertekan, makanan seperti seafood, telur, dan lain-lain. Catat apa yang menjadi pemicu sehingga dapat dihindari di kemudian hari.
Baca juga: Atasi Sembelit dengan Makanan dan Minuman ini!
Pencegahan Asma
Karena penyebab asma belum diketahui dengan pasti, sulit untuk mengetahui bagaimana seseorang dapat mencegah kondisi peradangan.
Berikut adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit asma, antara lain:
- Menghindari pemicu. Hindari bahan kimia atau produk beraroma kuat yang menyebabkan masalah pernapasan di masa lalu.
- Mengurangi paparan alergen. Jika Anda telah mengidentifikasi alergen, seperti debu atau jamur, yang memicu serangan asma, hindarilah sebaik mungkin.
- Mendapatkan suntikan alergi. Imunoterapi alergen adalah jenis perawatan yang dapat membantu mengubah sistem kekebalan tubuh. Dengan suntikan rutin, tubuh Anda mungkin menjadi kurang sensitif terhadap pemicu yang Anda temui.
- Minum obat sesuai resep. Hanya karena penyakit asma tampak membaik, jangan mengubah konsumsi obat tanpa terlebih dahulu berbicara dengan dokter. Sebaiknya ceritakan obat yang Anda konsumsi setiap kunjungan dokter, sehingga dokter dapat memeriksa ulang apakah Anda menggunakan obat dengan benar dan mengonsumsi dosis yang tepat.
source: doktersehat.com